Tidak menjaga kebersihan dan mengonsumsi makanan sembarangan bisa berujung pada sakit perut. Lebih parahnya lagi, kebiasaan mengonsumsi makanan secara sembarangan dapat menyebabkan terkena diare atau muntaber. Walau punya gejala yang sama, yaitu mengalami diare hingga dehidrasi.
Namun, muntaber dengan diare ternyata memiliki perbedaan. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis anak dr Olga Rasiyanti Sp.A(K). Perbedaan pertama adalah penyebabnya.
Bingung Bedakan Gejala Muntaber dan Diare, Begini Penjelasannya Gejala Muntaber pada Anak, Kenali Juga Penyebabnya, Waspada Jika Mengalami Kram Perut Perbedaan Antara Serangan Jantung dengan Gagal Jantung, Ini Gejala Masing Masingnya
Soal Ulangan Bahasa Sunda Kelas 3 SD Semester 2 Beserta dengan Kunci Jawaban, Soal Pilihan Ganda Sripoku.com Beda Nasib dengan Sidoarjo, Ini Alasan Mutasi Pejabat Pemkab Ponorogo Tidak Dibatalkan Luar Biasa, Ini Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari, Lengkap dengan Bacaan Niatnya
Serupa dengan Anies Imin, Mahkamah Konstitusi Tolak Gugatan Ganjar Mahfud soal Sengketa Pilpres 2024 Waspada! Ini Gejala Tumor Otak pada Anak Biasanya diare tidak hanya karena proses infeksi.
Tapi juga intoleransi atau alergi pada suatu bahan makanan atau hal tertentu. "Intoleransi adalah ketidakmampuan tubuh dalam mentoleransi suatu makanan. Atau jangan jangan ada penyakit radang usus, atau obat obatan, stres bisa menyebabkan diare," paparnya. Sedangkan pada muntaber biasanya disebabkan suatu infeksi. Bisa karena virus, atau pun bakteri.
Kedua, muntaber sering diikuti dengan demam. Sedangkan diare tidak selalu diikuti dengan demam. "Seperti intoleransi susu sapi. Dia bisa diare terus tapi bisa tidak terjadi demam," tambahnya.
Lebih lanjut, ia pun menyampaikan apa saja yang perlu dilakukan pada anak yang mengalami muntaber tahap ringan. Pertama, jaga cairan tubuh dengan beri cairan jumlah cukup. Kalau anak mau minum atau makan, berikan oralit dalam jumlah cukup.
Kalau anak tidak bisa mungkin harus berikan infus. Kedua, berikan makanan ringan dan mudah dicerna. Seperti bubur atau roti tawar. Upaya ini untuk membantu memulihkan sistem pencernaan. "Ketiga, istirahat cukup. Segala sesuatu ya kalau sakit tentu membutuhkan istirahat cukup sehingga pulih dengan baik," imbaunya.
Keempat, hindari makanan pedas, berlemak atau berminyak. Lebih lanjut ia mengingatkan orangtua untuk memerhatikan kondisi hidrasi dan kesadaran anak. Kesadaran anak saat mengalami muntaber bisa turun. Sehingga orangtua perlu terus waspada.
Terakhir, hindari penggunaan obat tanpa resep dokter. "Pada anak terkadang yang terpenting cairannya. Muntaber salah satu mekanisme tubuh mengeluarkan toksin atau racun yang ada," tutupnya. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.