Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) semakin optimistis menyalurkan kredit di sisa tahun ini untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis capaian pertumbuhan ekonomi. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2021 mencapai 3,31 persen dibandingkan dengan triwulan pertama 2021 atau secara quarter to quarter (qtq). Adapun secara year on year (yoy) pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 mencapai 7,07 persen. Capaian itu mengalami perbaikan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2021 yang terkontraksi sebesar 0,71 persen (yoy).
Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengatakan Himbara bersyukur Indonesia terlepas dari resesi ekonomi akibat pandemi yang terjadi. Selama ini Himbara telah menjadi mitra utama pemerintah dalam implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Hingga Mei 2021 total penyaluran stimulus untuk PEN tercatat sebesar Rp370,55 triliun (di luar restukturisasi) kepada 51,77 juta penerima. Sedangkan realisasi restrukturisasi kredit Himbara atas nasabah terdampak Covid-19 sampai sebanyak 3,43 juta nasabah dengan total baki debet sebesar Rp411,14 triliun.
Dengan perbaikan ini, tentunya Himbara semakin optimistis bahwa momentum pemulihan ekonomi semakin dekat. Perbaikan kondisi ekonomi itu, kata dia, ditopang pertumbuhan kredit perbankan yang menunjukkan tren perbaikan. Bahkan, untuk pertama kalinya pertumbuhan kredit positif sekitar 0,6 persen (yoy) pada Juni 2021 yang sebelumnya selalu negative selama delapan bulan berturut-turut sejak Oktober 2020. Bahkan, sebagai contoh untuk pertumbuhan kredit BRI khususnya segmen mikro tumbuh sebesar 17 persen (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi ini, sangat memberikan harapan ke depannya. Momentum pemulihan ekonomi ini harus dijaga,” ujar Sunarso.
Beberapa faktor yang mendorong percepatan pemulihan nasional tersebut antara lain adalah program akselerasi vaksinasi yang massif, dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, pemulihan ekonomi dengan berbagai kebijakan yang pro growth dan pro poor.
Kemudian, pemulihan ekonomi global mendorong sektor ekspor, keberhasilan menjaga iklim investasi yang berpeluang lebih tinggi serta pertumbuhan kredit perbankan nasional yang mulai positif. Terakhir, konsumsi masyarakat yang kembali rebound setelah pembukaan kembali ekonomi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar mengamini sejawatnya itu. Pihaknya pun siap menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional.
“Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terutama di segmen UMKM menjadi salah satu sinyal dari PEN. Di sisi lain, pandemi ini turut mempercepat langkah perbankan untuk meningkatkan layanan digitalnya. Tren positif pertumbuhan transaksi digital perbankan menandakan bahwa ekonomi masyarakat yang semakin berputar,” ujarnya.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi mengatakan penting sekali memprioritaskan penyaluran kredit untuk sektor-sektor usaha yang memiliki peran besar mengatrol pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, kondisi perbankan di Indonesia cukup kuat dan stabil, terlihat dari capital adequacy ratio (CAR) perbankan pada bulan Mei 2021 mencapai 24,3 persen serta likuiditas perbankan yang juga tetap terjaga ample di level 82,77 persen per Mei 2021.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN Haru Koesmahargyo mengaku siap mengawal pemulihan ekonomi nasional di sektor perumahan. Selama ini sektor perumahan menjadi salah satu lokomotif dalam turut serta memulihkan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19.
”Sektor perumahan memiliki multiplier effect terhadap 174 sub-sektorlainnya dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain seperti jasa real estate, perdagangan, jasa keuangan dan perbankan,” kata Haru. (*)