Virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 tidak hanya menyerang manusia, tapi juga turut menyerang hewan. Mengapa hewan bisa terinfeksi Covid-19?
Dilansir dari laman Amari Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin, 10 Mei 20201, 90 persen dari 32 orang yang diwawancara mengatakan menyentuh hewan peliharaan membuat mereka merasa rileks dan dan nyaman. Jika orang yang menyentuh terinfeksi Covid-19, maka bukan tidak mungkin bila hewan peliharaan turut terinfeksi.
Penelitian di Amerika Serikat terhadap dua ribu hewan berusaha menguji kemungkinan infeksi Covid-19 pada mereka. Mayoritas hewan yang diuji adalah hewan peliharaan seperti kucing dan anjing yang mengalami masalah pernapasan.
Penelitian menemukan bahwa 80 persen kasus positif Covid-19 pada anjing dan kucing berasal dari pemilik mereka yang sakit. Penelitian ini juga menemukan bahwa kucing tampak lebih rentan terhadap Covid-19 daripada anjing. Namun, hal ini masih belum jelas mengapa kucing lebih mungkin tertular Covid-19 dibanding anjing.
“Ini bisa menjadi sesuatu yang sederhana, seperti kebanyakan anjing memiliki hidung yang panjang, atau virus tidak mengikat dengan baik pada reseptor di sel anjing, atau ada sesuatu dengan sistem kekebalan tubuh,” kata Profesor Fakultas Kedokteran Hewan dan Ilmu Biomedis Universitas Colorado, Sue VandeWoude, seperti yang dikutip Tempo dari laman NBC News, Rabu, 30 Juni 2021.
Para peneliti juga menemukan bahwa waktu yang dihabiskan anjing dengan pemiliknya tidak berpengaruh pada kemungkinan hewan itu terkena Covid-19. Tapi hal ini tidak berlaku untuk kucing. Semakin banyak waktu yang dihabiskan kucing bersama pemiliknya, semakin besar pula kemungkinan hewan itu terinfeksi Covid-19.
Secara khusus, kucing yang tidur di tempat tidur pemiliknya mempunyai risiko infeksi infeksi yang lebih tinggi. Sementara itu, hewan peliharaan yang terinfeksi Covid-19 kebanyakan menunjukkan gejala penyakit ringan, beberapa bahkan tidak menunjukkan gejala apapun.
AMELIA RAHIMA SARI