Sejak merebaknya pandemi COVID-19, anak Indonesia belajar dari rumah, tanpa tatap muka dan bersosialisasi secara langsung dengan guru dan teman-teman. Rasa jenuh dan lelah pasti muncul, namun demi kesehatan dan kepentingan bersama, pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai masih efektif untuk menghindari anak dari bahaya COVID-19.
Ada beberapa cara dan upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk menghindari rasa jenuh anak belajar dari rumah, termasuk di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), seperti dikutip dari siaran resmi Zalora. Berikut caranya.
Lebih sering hadir untuk dampingi anak belajar Mendampingi anak belajar secara daring membutuhkan dedikasi waktu khusus di tengah kesibukan sehari-hari. Namun, orang tua sebagai pendamping aktif dapat mengajak anak diskusi, mengulang instruksi guru bila dibutuhkan selama proses belajar hingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bersama anak.
Lengkapi dan ubah ruang belajar anak secara berkala Ruang belajar anak tentu menjadi faktor penting dalam menjaga kondusifnya proses belajar daring. Jika memiliki ruang lebih, tidak ada salahnya untuk mendedikasikan ruangan tersebut untuk menjadi ruang belajar anak. Terlebih lagi, pastikan ruangan tersebut jauh dari distraksi seperti televisi, kasur, dan lainnya. Melengkapi dan mengubah tata letak ruang dapat dilakukan bersama anak guna menumbuhkan semangat dan rasa memiliki, dan tentu dapat disesuaikan dengan kesukaan anak, seperti dalam pemilihan warna meja dan sebagainya.
Sediakan perlengkapan belajar anak sesuai dengan kesukaannyaPerlengkapan belajar yang diperlukan di antaranya tempat pensil, alat tulis, buku tulis, tempat minum, lampu belajar, hingga kursi ergonomis. Kebutuhan ini juga bisa disesuaikan dengan kesukaan anak dan ajak anak memilih karakter favorit yang diinginkan. Misalnya memilih tempat pensil dengan karakter kartun kesukaan.
Jangan lupa bermainBermain merupakan hak dan kebutuhan semua anak. Orang tua dapat melengkapi permainan yang sesuai dengan usia anak guna mengasah kreativitas. Kegiatan bermain anak yang terganggu ternyata menjadi suatu masalah serius l bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama proses membangun watak atau karakter sosial.